Friday, November 08, 2002

Kebodohan Baru Saja Lewat - 2

Seru! :-) Itu yang gua rasakan saat membaca tribute dan comment dari poeticpoetri.
Btw, sah-sah aja nggak sih kalo gua bikin klarifikasi? Maklum, gua pendatang baru di komunitas Blog, jadi rada2 Ga-Blog (Gagap Blog). Rasanya kok jadi kayak mailing list ya...hehehehe...

Gua setuju dengan konsep: semua orang berhak untuk memilih hidup dan kehidupannya. Tidak hanya berhak, tapi juga bebas untuk memilih. Dan kebebasan ini berlaku untuk semua konteks, lahir maupun batin.

Tapi sayangnya, tidak semua orang bebas memilih. Ada orang2 yang menetapkan pilihan karena terpaksa, bisa karena keadaan, bisa karena dipaksa, bisa karena ketidaktahuannya atau karena hal2 lainnya.

Jadi apa nih hubungannya dengan kebodohan penjual gelas keliling? Titik korelasinya ada di lingkup kebebasan memilih. Andai saja penjual gelas itu lebih pintar, dia tentu akan memiliki alternatif pilihan yang lebih banyak. Dengan logika-logika sederhana ekonomi, menjual gelas keliling bukanlah pilihan yang pintar.

Dari sisi lain, kebodohan itu relatif. Buat si penjual gelas, mungkin saja hal itu sesuatu yang sangat pintar, karena sebelumnya dia tidak bekerja sama sekali atau malah mungkin berasal dari komunitas peminta-minta. Menjual gelas keliling mungkin buat dia adalah suatu quantum leap. Unfortunately, reality bites. Sesuatu yang menurut dia pintar, bisa jadi tidak memberikan kontribusi berarti untuk peningkatan taraf hidupnya.

Moral of the story: banyak orang2 di sekitar kita yang terjebak dalam lingkaran setan kebodohan. Kebodohan yang dia miliki tidak mampu membuatnya hidup lebih baik. Pada akhirnya, dia semakin tenggelam dalam kemiskinan.

Lalu apa hubungannya dengan kaum kapitalis-sosialis sudah saatnya bangkit? Kalau diterjemahkan dalam bahasa sehari-hari: wahai orang2 berduit, bantulah orang-orang di sekitarmu, supaya mereka tidak bodoh lagi, bisa hidup lebih baik, dan terlepas dari lingkaran setan kebodohan.