Thursday, November 07, 2002

Kebodohan Baru Saja Lewat

Tadi siang, gua melihat pemandangan yang menyedihkan. Seorang pedagang asongan, menggendong sebuah kardus besar di bahunya, berkeliling kompleks perumahan gua. Tangan kirinya menahan beban kardus, sedangkan tangan kanannya memegang 'contoh' barang dagangan. Berjalan sambil berteriak: Gelass...Gelass...

Respon pertama gua melihat pemandangan itu: Kebodohan baru saja lewat. Betapa bodohnya orang itu. Apa mungkin laku menjual gelas keliling?

  1. Gelas bukan barang yang biasa dibeli di pinggir jalan. Orang lebih suka pergi ke pasar atau supermarket untuk membeli gelas.
  2. Orang cenderung memilih bentuk/model saat membeli gelas. Pedagang asongan jelas tidak bisa memberikan lingkup pilihan yang luas.
  3. Gelas bukan barang yang sering dibeli (coba ingat2, kapan terakhir kali keluarga kita membeli gelas?).
  4. Gelas merupakan salah satu barang yang memiliki Stock Turnover Ratio yang jelek. Sedangkan pedagang asongan biasanya hidup dari hari-ke-hari, jadi sangat2 kecil sekali kemungkinannya dia bisa mendapatkan uang untuk menghidupi hari.

Andai saja orang itu cukup pintar dan bisa memahami logika sederhana di atas, mungkin dia tidak akan berjualan gelas keliling.

Dari tangan orang-orang bodoh akan lahir sikap dan perbuatan yang bodoh. Sikap dan perbuatan bodoh akan membuat mereka tetap menjadi orang bodoh. Kebodohan itu akan diwariskan kepada keturunannya karena mereka tidak mampu membeli penghidupan serta pendidikan yang dapat mengubah kebodohan. Lingkaran setan kebodohan tidak pernah putus.

Kaum kapitalis - sosialis sudah saatnya bangkit.